Selasa, 13 Februari 2018

KONTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN

KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN



Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melaluisungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanyarintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang .

Berikut beberapa jenis jembatan :
1Jembatan diatas sungai
2. Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
3. Jembatan diatas lembah
4Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct
 Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :
1.     Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :

a.       Trotoir : - Sandaran + tiang sandaran-Peninggian trotoir / kerb-Konstruksi trotoir
b.       Lantai kendaraan + perkerasan
c.       Balok diafragma / ikatan melintang
d.      Balok gelagar
e.       Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)
f.       Perletakan (rol dan sendi)Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsimenampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll,kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.

2.   Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi:
a.       Pangkal jembatan / abutment + pondasi
b.      Pilar / pier + pondasi

Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari empat bagian pokok, yaitu :
a.       Bangunan atas
b.      Landasan
c.       Bangunan bawah
d.      Pondasi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

Jenis pondasi ini terbuat dari batu belah ukuran 15 – 25 cm dengan batu pengunci. Batu belah tersebut diatas diatur pada bagian lapisan pasir setebal 10 cm dengan tujuan lapisan pasir dipakai untuk keperluan kemungkinan drainasi. PEngaturan batu belah dilakukan dengan sistem manual dan diusahakan agar rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut sekecil mungkin. Untuk memperkuat berdirinya batu belah tersebut, di sela-sela batu belah dipasang pasak-pasak batu kemudian digilas. Batu-batuan yang kecil ditebarkan di bagian atasnya untuk mengisi rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut kemudian di lakukan penggilasan lagi. 

Pengertian Aspal Beton (Hot Mix)

Aspal Beton (Hotmix) adalah campuran agregat halus dengan agregat kasar, dan bahan pengisi ( Filler ) dengan bahan pengikat aspal dalam kondisi suhu panas tinggi. Dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh spesifikasi teknis.
Berdasarkan bahan yang digunakan dan kebutuhan desain konstruksi jalan aspal Beton mempunyai beberapa jenis Antara Lain:
Ø  Binder Course ( BC ) dengan tebal minimum 4cm biasanya digunakan sebagai lapis kedua sebelum wearing course.
Ø   Asphalt Traeted Base ( ATB ) dengan tebal minimum 5 Cm digunakan sebagai lapis pondasi atas konstruksi jalan dengan lalu lintas berat / Tinggi.
Ø  Hot Roller Sheet ( HRS ) / Lataston / laston 3 dengan tebal penggelaran minimum 3 s/d 4 cm digunakan sebagai lapis permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas sedang
Ø  ( FG ) Fine Grade dengan tebal minimum 2.8 cm maks 3 cm bisanya digunakan untuk jalan perumahan dengan beban rendah.
Ø  Sand Sheet dengan tebal Maximum 2.8 cm biasanya digunakan untuk jalan perumahan dan perparkiran.
Ø  Wearing Course ( ACWC ) / Laston dengan tebal penggelaran minimum 4 Cm digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan lalu lintas berat.





Aspal Beton (Hotmix) secara luas digunakan sebagai lapisan permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas berat, sedang, ringan, dan lapangan terbang, dalam kondisi segala macam cuaca
Kelebihan Aspal Beton Hot Mix :
1Waktu pekerjaan yang relatif sangat cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
2Lapisan konstruksi Aspal beton tidak peka terhadap air.
3Dapat dilalui kendaraan setelah pelaksanaan penghamparan.
4Mempunyai sifat flexible sehingga mempunyai kenyamanan bagi pengendara,
5Pemeliharaan yang relative mudah dan murah.
6Stabilitas yang tinggi sehingga dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya deformasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar