Rabu, 21 Maret 2018

PENGERTIAN JEMBATAN

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api, dan lainnya. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, sungai, saluran irigasi, dan pembuangan. jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.
Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi/transportasi antar sesama manusia dan antar manusia dan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.
Berikut beberapa jenis jembatan :
a. Jembatan diatas sungai.
b. Jembatan diatas irigasi/drainase.
c. Jembatan diatas lembah.
d. Jembatan diatas jalan yang ada/viaduct.
Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan dan lain-lain kemudian menyalurkan pada bangunan bawah. Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok,
yaitu :
a. Bangunan atas.
b. Landasan.
c. Bangunan bawah.
d. Pondasi.
e. Oprit
f. Bangunan pengaman jembatan.
Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyebrang sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan saluran air orang roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang roma juga mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu-batu berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar romawi, karena sesudah zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. Pada zaman pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaharuan dalam pembuatan jembatan kayu oleh Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan revolusi industri pada abad ke-19, sistem rangka menggunakan besi untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakan menggunakan ide Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di menara eiffel di perancis. yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan kepada berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya konkrit diperkuat digunakan kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.

Selasa, 20 Maret 2018

PENGERTIAN SONDIR

Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir, setang ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir ada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relative mudah pemakaiannya cepat dan amat ekonomis.
Penyondiran adalah proses pemasukan suatu batang tusuk kedalam tanah, dengan bantuan manotrometer yang terdapat pada alat sondir tersebut kita dapat membaca atau mengetahui kekuatan suatu tanah pada kedalaman tertentu. Sehingga dapat diketahui bahwa dari berbagai lapisan tanah memiliki kekuatan yang berbeda.




pengecekan dengan penyondiran disebut juga penetrasi, dan alat sondir yang biasa digunakan adalah alat dutch cone penetrometer, yaitu suatu alat yang pemakaiannya ditekan secara langsung kedalam tanah ujung yang berbentuk konus (kerucut) di hubungkan pada suatu rangkaian stang dalam casing luar dengan bantuan suatu rangka dari besi dan dongkrak yang dijangkarkan ke dalam tanah.
setelah batang konus dimasukan pada kedalaman tertentu, pemuat sondir diputar sebanyak 5x. Pada saat itu dilihat pada jarum manometer terdapat dua nilai, nilai yang besar adalah jumlah perlawanan konus (JPK) dan nilai terkecil adalah perlawanan penetrasi konus (PPK)
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus pada saat dilakukan penetrasi. Jumlah perlawanan konus adalah perlawanan geser terhadap konus pada saat dilakukan penetrasi, hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan dalamnya sebagai lapisan yang yang berbeda.

Alat-alat yang digunakan :
1. mesin sondir ringan kapasitas 2 ton.
2. seperangkat alat sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang 1m.
3. Angker
4. konus dan bikonus.
5. plat besi.
6. minyak hidraulic.
7. manometer.
8. kunci-kunci pipah dan yang lainnya
Kelebihan alat sondir :
1. merupakan jenis uji yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif sama.
2. tidak bergantung pada kesalahan operator atau kesalahan operasi alat.
3. Dara relative kontinue.
4. Dapat di ulang dengan waktu yang relative cepat.
5. menghasilkan banyak parameter.
Kekurangan alat sondir :
1. Tidak bisa menembus tanah gravel, pasir padat, batuan.
2. Tidak bisa diambil sampel.

Jumat, 02 Maret 2018

LIMESTONE (BATU KAPUR)

Batu kapur adalah batuan sedimen yang terdiri dari lebih dari 50% kalsium karbonat (kalsit - CaCO3) ada banyak jenis batu kapur yang terbentuk melalui berbagai proses. Batu kapur dapat diendapkan dari air (non-klasik, kimia atau batu kapur organik), disekresikan oleh organisme laut seperti ganggang dan koral (batu kapur biokimia) atau dapat terbentuk dari cangkang makhluk laut yang mati (bioklastik). Beberapa batuan gamping terbentuk dari sementasi pasir dan atau lumpur dengan kalsit (batu kapur klastik) dan ini sering memiliki permukaan batu pasir atau lumpur, sebagai kalsit adalah komponen mineral dasar batu kapur, seperti asam encer Hidroklorida.
Batu kapur juga bisa terbentuk melalui penguapan, stalaktit, stalagmit, dan formasi gua lainya yang sering disebut "speleothems". speleothems adalah contoh batu kapur yang terbentuk melalui penguapan, di dalam gua tetesan air merembes turun dari atas masuk gua melalui ruang pori lainya di langit-langit gua, disana mereka menguap sebelum jatuh ke lantai gua, saat air menguap kalsium karbonat apa pun yang larut dalam air akan diendapkan di langit-langit gua, seiring waktu proses penguapan ini bisa mengakibatkan akumulasi kalsium karbonat berbentuk es di langit-langit gua. Deposit ini dikenal sebagai stalaktit, jika droplet jatuh ke lantai dan menguap di sana maka seekor stalagmit bisa tumbuh ke atas dari lantai gua, batu kapur yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine" dan merupakan batuan sedimen kimia, batu yang dikenal sebagai "Tufa" adalah batu kapur yang dibentuk oleh penguapan pada sumber air panas, dan danau.

(Limestone)

Komposisi batu kapur adalah dengan definisi batuan yang mengandung paling sedikit 50% kalsium karbonat dalam bentuk kalsit berat, semua batu gamping mengandung setidaknya beberapa % bahan lainnya, ini bisa berupa partikel kecil kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit, siderite, dan mineral alinnya. ini juga bisa mengandung nodul besar, chert, pirit, dan siderite kandungan kalsium karbonat dari batu kapur memberikannya properti yang sering di gunakan dalam identifikasi batuan ia menghasilkan kontak dengan larutan dingin asam klorida 5%.
Ada banyak nama berbeda untuk batu kapur yang digunakan untuk kapur, berikutnya adalah beberapa varietas yang umum digunakan :
- Kapur : Sebuah batu kapur yang lembut dengan tekstur yang sangat halus yang biasanya berwarna putih atau abu-abu terang, ini terbentuk terutama dari sisa-sisa kulit berkapur dari organisme laut mikroskopis seperti sisa-sisa kapur dari berbagai jenis ganggang laut.
- Batu kapur fosil : batu kapur fosil mengandung fosil yang jelas melimpah, ini biasanya fosil tempurung dan kerangka organisme yang menghasilkan batu kapur.
Travertine : batu kapur yang terbentuk dengan curah hujan curah hujan, sering di dalam gua menghasilkan formasi seperti stalaktit, stalagmit, dan flowstone.
- Tufa : batu kapur yang dihasilkan oleh pengendapan air sarat kalsium di sumber air panas, danau, atau lokasi lain.
- Batu kapur Oolitik : batu kapur yang terdiri dari kalsium karbonat "oolit" bola kecil yang dibentuk oleh endapan konsentris kalsium karbonat pada butiran pasir atau fragmen shell.