Batu kapur juga bisa terbentuk melalui penguapan, stalaktit, stalagmit, dan formasi gua lainya yang sering disebut "speleothems". speleothems adalah contoh batu kapur yang terbentuk melalui penguapan, di dalam gua tetesan air merembes turun dari atas masuk gua melalui ruang pori lainya di langit-langit gua, disana mereka menguap sebelum jatuh ke lantai gua, saat air menguap kalsium karbonat apa pun yang larut dalam air akan diendapkan di langit-langit gua, seiring waktu proses penguapan ini bisa mengakibatkan akumulasi kalsium karbonat berbentuk es di langit-langit gua. Deposit ini dikenal sebagai stalaktit, jika droplet jatuh ke lantai dan menguap di sana maka seekor stalagmit bisa tumbuh ke atas dari lantai gua, batu kapur yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine" dan merupakan batuan sedimen kimia, batu yang dikenal sebagai "Tufa" adalah batu kapur yang dibentuk oleh penguapan pada sumber air panas, dan danau.
(Limestone)
Ada banyak nama berbeda untuk batu kapur yang digunakan untuk kapur, berikutnya adalah beberapa varietas yang umum digunakan :
- Kapur : Sebuah batu kapur yang lembut dengan tekstur yang sangat halus yang biasanya berwarna putih atau abu-abu terang, ini terbentuk terutama dari sisa-sisa kulit berkapur dari organisme laut mikroskopis seperti sisa-sisa kapur dari berbagai jenis ganggang laut.
- Batu kapur fosil : batu kapur fosil mengandung fosil yang jelas melimpah, ini biasanya fosil tempurung dan kerangka organisme yang menghasilkan batu kapur.
- Travertine : batu kapur yang terbentuk dengan curah hujan curah hujan, sering di dalam gua menghasilkan formasi seperti stalaktit, stalagmit, dan flowstone.
- Tufa : batu kapur yang dihasilkan oleh pengendapan air sarat kalsium di sumber air panas, danau, atau lokasi lain.
- Batu kapur Oolitik : batu kapur yang terdiri dari kalsium karbonat "oolit" bola kecil yang dibentuk oleh endapan konsentris kalsium karbonat pada butiran pasir atau fragmen shell.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar