Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api, dan lainnya. Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, sungai, saluran irigasi, dan pembuangan. jalan ini yang melintang yang tidak sebidang dan lain-lain.
Sejarah jembatan sudah cukup tua bersamaan dengan terjadinya hubungan komunikasi/transportasi antar sesama manusia dan antar manusia dan alam lingkungannya. Macam dan bentuk serta bahan yang digunakan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sekali sampai pada konstruksi yang mutakhir.
Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.
Berikut beberapa jenis jembatan :
a. Jembatan diatas sungai.
b. Jembatan diatas irigasi/drainase.
c. Jembatan diatas lembah.
d. Jembatan diatas jalan yang ada/viaduct.
Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan dan lain-lain kemudian menyalurkan pada bangunan bawah. Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok,
yaitu :
a. Bangunan atas.
b. Landasan.
c. Bangunan bawah.
d. Pondasi.
e. Oprit
f. Bangunan pengaman jembatan.
Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyebrang sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan tetapi cuma sebagai rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama dibuat semasa zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan saluran air orang roma yang kenal hingga hari ini. Orang-orang roma juga mempunyai pengetahuan, yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu-batu berbeda. Jembatan bata dan mortar dibuat pada zaman kaisar romawi, karena sesudah zaman tersebut, teknologi pengetahuan telah hilang. Pada zaman pertengahan, tiang-tiang jembatan batu biasanya lebih besar sehingga menyebabkan kesulitan kepada kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai.
Pada abad ke-18, mulai banyak pembaharuan dalam pembuatan jembatan kayu oleh Hans Ulrich, Johannes Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan revolusi industri pada abad ke-19, sistem rangka menggunakan besi untuk memajukan untuk pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan ketegangan yang cukup untuk beban yang besar. Apabila mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan dibuat, kebanyakan menggunakan ide Gustave Eiffel, yang pertama kali dipertunjukkan di menara eiffel di perancis. yang sesuai digunakan untuk pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan kepada berat yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi, selalunya konkrit diperkuat digunakan kekuatan ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam konkrit itu.
PUSAT PERALATAN UJI TEKNIK SIPIL
Rabu, 21 Maret 2018
Selasa, 20 Maret 2018
PENGERTIAN SONDIR
Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir, setang ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan gesekan pada silimur silinder diukur. Alat ini telah lama di Indonesia dan telah digunakan hampir ada setiap penyelidikan tanah pada pekerjaan teknik sipil karena relative mudah pemakaiannya cepat dan amat ekonomis.
Penyondiran adalah proses pemasukan suatu batang tusuk kedalam tanah, dengan bantuan manotrometer yang terdapat pada alat sondir tersebut kita dapat membaca atau mengetahui kekuatan suatu tanah pada kedalaman tertentu. Sehingga dapat diketahui bahwa dari berbagai lapisan tanah memiliki kekuatan yang berbeda.
pengecekan dengan penyondiran disebut juga penetrasi, dan alat sondir yang biasa digunakan adalah alat dutch cone penetrometer, yaitu suatu alat yang pemakaiannya ditekan secara langsung kedalam tanah ujung yang berbentuk konus (kerucut) di hubungkan pada suatu rangkaian stang dalam casing luar dengan bantuan suatu rangka dari besi dan dongkrak yang dijangkarkan ke dalam tanah.
setelah batang konus dimasukan pada kedalaman tertentu, pemuat sondir diputar sebanyak 5x. Pada saat itu dilihat pada jarum manometer terdapat dua nilai, nilai yang besar adalah jumlah perlawanan konus (JPK) dan nilai terkecil adalah perlawanan penetrasi konus (PPK)
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus pada saat dilakukan penetrasi. Jumlah perlawanan konus adalah perlawanan geser terhadap konus pada saat dilakukan penetrasi, hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan dalamnya sebagai lapisan yang yang berbeda.
Alat-alat yang digunakan :
1. mesin sondir ringan kapasitas 2 ton.
2. seperangkat alat sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang 1m.
3. Angker
4. konus dan bikonus.
5. plat besi.
6. minyak hidraulic.
7. manometer.
8. kunci-kunci pipah dan yang lainnya
Kelebihan alat sondir :
1. merupakan jenis uji yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif sama.
2. tidak bergantung pada kesalahan operator atau kesalahan operasi alat.
3. Dara relative kontinue.
4. Dapat di ulang dengan waktu yang relative cepat.
5. menghasilkan banyak parameter.
Kekurangan alat sondir :
1. Tidak bisa menembus tanah gravel, pasir padat, batuan.
2. Tidak bisa diambil sampel.
Penyondiran adalah proses pemasukan suatu batang tusuk kedalam tanah, dengan bantuan manotrometer yang terdapat pada alat sondir tersebut kita dapat membaca atau mengetahui kekuatan suatu tanah pada kedalaman tertentu. Sehingga dapat diketahui bahwa dari berbagai lapisan tanah memiliki kekuatan yang berbeda.
pengecekan dengan penyondiran disebut juga penetrasi, dan alat sondir yang biasa digunakan adalah alat dutch cone penetrometer, yaitu suatu alat yang pemakaiannya ditekan secara langsung kedalam tanah ujung yang berbentuk konus (kerucut) di hubungkan pada suatu rangkaian stang dalam casing luar dengan bantuan suatu rangka dari besi dan dongkrak yang dijangkarkan ke dalam tanah.
setelah batang konus dimasukan pada kedalaman tertentu, pemuat sondir diputar sebanyak 5x. Pada saat itu dilihat pada jarum manometer terdapat dua nilai, nilai yang besar adalah jumlah perlawanan konus (JPK) dan nilai terkecil adalah perlawanan penetrasi konus (PPK)
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus pada saat dilakukan penetrasi. Jumlah perlawanan konus adalah perlawanan geser terhadap konus pada saat dilakukan penetrasi, hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan dalamnya sebagai lapisan yang yang berbeda.
Alat-alat yang digunakan :
1. mesin sondir ringan kapasitas 2 ton.
2. seperangkat alat sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang 1m.
3. Angker
4. konus dan bikonus.
5. plat besi.
6. minyak hidraulic.
7. manometer.
8. kunci-kunci pipah dan yang lainnya
Kelebihan alat sondir :
1. merupakan jenis uji yang cukup ekonomis dan dapat dilakukan ulang dengan hasil yang relatif sama.
2. tidak bergantung pada kesalahan operator atau kesalahan operasi alat.
3. Dara relative kontinue.
4. Dapat di ulang dengan waktu yang relative cepat.
5. menghasilkan banyak parameter.
Kekurangan alat sondir :
1. Tidak bisa menembus tanah gravel, pasir padat, batuan.
2. Tidak bisa diambil sampel.
Jumat, 02 Maret 2018
LIMESTONE (BATU KAPUR)
Batu kapur adalah batuan sedimen yang terdiri dari lebih dari 50% kalsium karbonat (kalsit - CaCO3) ada banyak jenis batu kapur yang terbentuk melalui berbagai proses. Batu kapur dapat diendapkan dari air (non-klasik, kimia atau batu kapur organik), disekresikan oleh organisme laut seperti ganggang dan koral (batu kapur biokimia) atau dapat terbentuk dari cangkang makhluk laut yang mati (bioklastik). Beberapa batuan gamping terbentuk dari sementasi pasir dan atau lumpur dengan kalsit (batu kapur klastik) dan ini sering memiliki permukaan batu pasir atau lumpur, sebagai kalsit adalah komponen mineral dasar batu kapur, seperti asam encer Hidroklorida.
Batu kapur juga bisa terbentuk melalui penguapan, stalaktit, stalagmit, dan formasi gua lainya yang sering disebut "speleothems". speleothems adalah contoh batu kapur yang terbentuk melalui penguapan, di dalam gua tetesan air merembes turun dari atas masuk gua melalui ruang pori lainya di langit-langit gua, disana mereka menguap sebelum jatuh ke lantai gua, saat air menguap kalsium karbonat apa pun yang larut dalam air akan diendapkan di langit-langit gua, seiring waktu proses penguapan ini bisa mengakibatkan akumulasi kalsium karbonat berbentuk es di langit-langit gua. Deposit ini dikenal sebagai stalaktit, jika droplet jatuh ke lantai dan menguap di sana maka seekor stalagmit bisa tumbuh ke atas dari lantai gua, batu kapur yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine" dan merupakan batuan sedimen kimia, batu yang dikenal sebagai "Tufa" adalah batu kapur yang dibentuk oleh penguapan pada sumber air panas, dan danau.
Komposisi batu kapur adalah dengan definisi batuan yang mengandung paling sedikit 50% kalsium karbonat dalam bentuk kalsit berat, semua batu gamping mengandung setidaknya beberapa % bahan lainnya, ini bisa berupa partikel kecil kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit, siderite, dan mineral alinnya. ini juga bisa mengandung nodul besar, chert, pirit, dan siderite kandungan kalsium karbonat dari batu kapur memberikannya properti yang sering di gunakan dalam identifikasi batuan ia menghasilkan kontak dengan larutan dingin asam klorida 5%.
Ada banyak nama berbeda untuk batu kapur yang digunakan untuk kapur, berikutnya adalah beberapa varietas yang umum digunakan :
- Kapur : Sebuah batu kapur yang lembut dengan tekstur yang sangat halus yang biasanya berwarna putih atau abu-abu terang, ini terbentuk terutama dari sisa-sisa kulit berkapur dari organisme laut mikroskopis seperti sisa-sisa kapur dari berbagai jenis ganggang laut.
- Batu kapur fosil : batu kapur fosil mengandung fosil yang jelas melimpah, ini biasanya fosil tempurung dan kerangka organisme yang menghasilkan batu kapur.
- Travertine : batu kapur yang terbentuk dengan curah hujan curah hujan, sering di dalam gua menghasilkan formasi seperti stalaktit, stalagmit, dan flowstone.
- Tufa : batu kapur yang dihasilkan oleh pengendapan air sarat kalsium di sumber air panas, danau, atau lokasi lain.
- Batu kapur Oolitik : batu kapur yang terdiri dari kalsium karbonat "oolit" bola kecil yang dibentuk oleh endapan konsentris kalsium karbonat pada butiran pasir atau fragmen shell.
Batu kapur juga bisa terbentuk melalui penguapan, stalaktit, stalagmit, dan formasi gua lainya yang sering disebut "speleothems". speleothems adalah contoh batu kapur yang terbentuk melalui penguapan, di dalam gua tetesan air merembes turun dari atas masuk gua melalui ruang pori lainya di langit-langit gua, disana mereka menguap sebelum jatuh ke lantai gua, saat air menguap kalsium karbonat apa pun yang larut dalam air akan diendapkan di langit-langit gua, seiring waktu proses penguapan ini bisa mengakibatkan akumulasi kalsium karbonat berbentuk es di langit-langit gua. Deposit ini dikenal sebagai stalaktit, jika droplet jatuh ke lantai dan menguap di sana maka seekor stalagmit bisa tumbuh ke atas dari lantai gua, batu kapur yang membentuk formasi gua ini dikenal sebagai "travertine" dan merupakan batuan sedimen kimia, batu yang dikenal sebagai "Tufa" adalah batu kapur yang dibentuk oleh penguapan pada sumber air panas, dan danau.
(Limestone)
Ada banyak nama berbeda untuk batu kapur yang digunakan untuk kapur, berikutnya adalah beberapa varietas yang umum digunakan :
- Kapur : Sebuah batu kapur yang lembut dengan tekstur yang sangat halus yang biasanya berwarna putih atau abu-abu terang, ini terbentuk terutama dari sisa-sisa kulit berkapur dari organisme laut mikroskopis seperti sisa-sisa kapur dari berbagai jenis ganggang laut.
- Batu kapur fosil : batu kapur fosil mengandung fosil yang jelas melimpah, ini biasanya fosil tempurung dan kerangka organisme yang menghasilkan batu kapur.
- Travertine : batu kapur yang terbentuk dengan curah hujan curah hujan, sering di dalam gua menghasilkan formasi seperti stalaktit, stalagmit, dan flowstone.
- Tufa : batu kapur yang dihasilkan oleh pengendapan air sarat kalsium di sumber air panas, danau, atau lokasi lain.
- Batu kapur Oolitik : batu kapur yang terdiri dari kalsium karbonat "oolit" bola kecil yang dibentuk oleh endapan konsentris kalsium karbonat pada butiran pasir atau fragmen shell.
Jumat, 23 Februari 2018
CARA PENGGUNAAN HAMMER TEST
Karena prinsip kerja dan cara penggunaan alat sangat mudah, maka secara luas alat ini banyak digunakan untuk memperkirakan mutu beton, terutama pada struktur bangunan yang sudah jadi. Dan dengan proses uji yang cepat maka alat ini pun secara praktis dapat menguji secara keseluruhan struktur secara luas untuk mengindikasikan keseragaman mutu beton.
Sebagai catatan karena alat ini hanya membaca kekerasan beton pada lapisan permukaan (+4 cm) sehingga untuk elemen struktur dengan dimensi yang besar, concrete hammer test hanya menjadi indikasi awal bagi mutu dan keragaman mutu.
Selain itu pada saat pengujian permukaan beton yang akan di uji harus dibersihkan dan diratakan karena alat ini peka terhadap variasi yang ada di permukaan beton.
PELAKSANAAN PENGUJIAN :
1. menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan (hammer test)
2. mencari data tentang letak detil konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
3. menentukan titik test.
- titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 titik tembak.
- balok diambil sebanyak 3 titik test masing-masing titik test terdiri dari 5 titik tembak.
- pelat lantai diambil sebanyak 5 titik test masing-masing terdiri dari 5 titik tembak.
4. letakan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik yang akan ditembak dengan memegang hammer test dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest.
5. plunger ditekan secara perlahan-lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah alat hammer test. Pada saat pengujian plunger akan masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer test.
6. lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama.
7. tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer test sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer test.
8. besar kekuatan tekanan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.
Senin, 19 Februari 2018
LIQUID LIMIT
Pengujian batas air tanah (liquid limit) ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis.
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian batas cair tanah adalah :
1. Alat batas air standar.
2. Alat pembuat alur ( grooving tool ).
3. Sendok dempul.
4. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Cawan kadar air minimal 4 buah.
7. Spatula dengan dengan panjang 12,5 cm.
8. Botol tempat air suling.
9. Air suling
10. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai ( 110 -+ 5 ).
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian batas cair tanah adalah :
1. Alat batas air standar.
2. Alat pembuat alur ( grooving tool ).
3. Sendok dempul.
4. Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm.
5. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Cawan kadar air minimal 4 buah.
7. Spatula dengan dengan panjang 12,5 cm.
8. Botol tempat air suling.
9. Air suling
10. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai ( 110 -+ 5 ).
Maksud dan tujuan percobaan adalah untuk mencari kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah. Hasil uji batas cair ini dapat diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya pada tanah kohesif, dimana konsistensi tanah tergantung dari nilai batas cairnya. Disamping itu, nilai batas cair ini dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks plastisisasi tanah yaitu nilai batas cair dikurangi dengan nilai batas plastis.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan data-data yang akan di gunakan untuk mencari nilai kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah. Adapun dalam mencari nilai kadar air pada liquid limit (batas cair) dari sampel tanah yang menggunakan dua cara yaitu dengan grafik dan cara perhitungan.
Selasa, 13 Februari 2018
KONTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melaluisungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanyarintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang .
Berikut beberapa jenis jembatan :
1. Jembatan
diatas sungai
2. Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
3. Jembatan diatas lembah
4. Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct
Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :
2. Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
3. Jembatan diatas lembah
4. Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct
Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :
1. Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures)Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
a. Trotoir : - Sandaran + tiang sandaran-Peninggian trotoir / kerb-Konstruksi trotoir
b. Lantai kendaraan + perkerasan
c. Balok diafragma / ikatan melintang
d. Balok gelagar
e. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan)
f. Perletakan (rol dan sendi)Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsimenampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll,kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.
2. Konstruksi
Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi:
a. Pangkal jembatan / abutment + pondasi
b. Pilar / pier + pondasi
a. Pangkal jembatan / abutment + pondasi
b. Pilar / pier + pondasi
Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bengunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari empat bagian pokok, yaitu :
a. Bangunan atas
b. Landasan
c. Bangunan bawah
d. Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
Jenis pondasi ini terbuat dari batu belah ukuran 15
– 25 cm dengan batu pengunci. Batu belah tersebut diatas diatur pada bagian
lapisan pasir setebal 10 cm dengan tujuan lapisan pasir dipakai untuk keperluan
kemungkinan drainasi. PEngaturan batu belah dilakukan dengan sistem manual dan
diusahakan agar rongga-rongga yang terjadi di antara batu belah tersebut
sekecil mungkin. Untuk memperkuat berdirinya batu belah tersebut, di sela-sela
batu belah dipasang pasak-pasak batu kemudian digilas. Batu-batuan yang kecil
ditebarkan di bagian atasnya untuk mengisi rongga-rongga yang terjadi di antara
batu belah tersebut kemudian di lakukan penggilasan lagi.
Pengertian
Aspal Beton (Hot Mix)
Aspal Beton (Hotmix) adalah campuran agregat halus
dengan agregat kasar, dan bahan pengisi ( Filler ) dengan bahan pengikat aspal
dalam kondisi suhu panas tinggi. Dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh
spesifikasi teknis.
Berdasarkan bahan yang digunakan dan kebutuhan desain
konstruksi jalan aspal Beton mempunyai beberapa jenis Antara Lain:
Ø Binder Course ( BC )
dengan tebal minimum 4cm biasanya digunakan sebagai lapis kedua sebelum wearing
course.
Ø Asphalt Traeted Base ( ATB ) dengan tebal minimum
5 Cm digunakan sebagai lapis pondasi atas konstruksi jalan dengan lalu lintas
berat / Tinggi.
Ø Hot Roller Sheet ( HRS
) / Lataston / laston 3 dengan tebal penggelaran minimum 3 s/d 4 cm digunakan
sebagai lapis permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas sedang
Ø ( FG ) Fine Grade
dengan tebal minimum 2.8 cm maks 3 cm bisanya digunakan untuk jalan perumahan
dengan beban rendah.
Ø Sand Sheet dengan
tebal Maximum 2.8 cm biasanya digunakan untuk jalan perumahan dan perparkiran.
Ø Wearing Course ( ACWC
) / Laston dengan tebal penggelaran minimum 4 Cm digunakan sebagai lapis
permukaan jalan dengan lalu lintas berat.
Aspal Beton (Hotmix) secara luas digunakan sebagai
lapisan permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas berat, sedang, ringan, dan
lapangan terbang, dalam kondisi segala macam cuaca
Kelebihan Aspal Beton Hot Mix :
1. Waktu
pekerjaan yang relatif sangat cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
2. Lapisan
konstruksi Aspal beton tidak peka terhadap air.
3. Dapat dilalui
kendaraan setelah pelaksanaan penghamparan.
4. Mempunyai
sifat flexible sehingga mempunyai kenyamanan bagi pengendara,
5. Pemeliharaan
yang relative mudah dan murah.
6. Stabilitas
yang tinggi sehingga dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya deformasi
Jumat, 09 Februari 2018
TENTANG ALAT BULK DENSITY
Bulk density merupakan berat satuan massa tanah per satuan volume tertentu. Satuannya adalah g/m3. Volume tanah yang dimaksud adalah volume kepadatan tanah termasuk ruang-ruang por. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah, Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk density yang berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral umumnya mempunyai nilai bulk density yang rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya.
Bulk density berguna untuk menghitung berat tanh di lapangan. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Nilai bulk density menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.
Tujuan dari praktikum bulk density adalah untuk mengetahui nilai bulk density tanah inseptisol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaan dari praktikum bulk density adalah sebagai bahan informasi untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada masyarakat tentang bulk density sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan.
Bulk density adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3. Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa poti-pori tanah. sample tanah yang diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah. Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya, bulk density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air, bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah semakin tinggi bulk density yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Tanah yang lebih padat memiliki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umunya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya, nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gr/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki BD antara 0,1-0,9 gr/cm3.
Bulk density berguna untuk menghitung berat tanh di lapangan. Bulk density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Nilai bulk density menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus akar. Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan kandungan bahan organik.
Tujuan dari praktikum bulk density adalah untuk mengetahui nilai bulk density tanah inseptisol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kegunaan dari praktikum bulk density adalah sebagai bahan informasi untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada masyarakat tentang bulk density sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan.
Bulk density adalah perbandingan berat tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3. Sedangkan bentuk density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa poti-pori tanah. sample tanah yang diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam tanah. Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya, bulk density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air, bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah semakin tinggi bulk density yang berarti makin sulut meneruskan air atau ditembus akar tanaman.
Tanah yang lebih padat memiliki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umunya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya, nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gr/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki BD antara 0,1-0,9 gr/cm3.
Langganan:
Postingan (Atom)